Zat Adiktif Pemicu Utama
Hiperaktivitas
Banyaknya
asupan zat adiktif pada anak akan
menyebabkan mereka terkena hiperaktivitas. Kesehatan merupakan hasil dari
keseimbngan dinamis dalam pola hidup, gaya makan, dan adaptasi terhadap stress.
Keutuhan pola hidup manusia berdasarkan keseimbangan tersebut akan membuka
rahasia tubuh yang mampu menghadapi lingkungan sekitar. Optimalisasi
keterpaduan jaringan tubuh akan lebih mudah tercapai dengan pola makan yang
selaras. Merawat tubuh melalui makanan adalah langkah utama untuk membalik
proses penuaan dan mencegah terjadinya proses degenerasi. Setelah oksigen,
makanan adalah hal yang paling penting, paling berharga, dan alami di dunia
ini. Walaupun ini sangat penting tetapi banyak orang yang bingung dan tidak tahu
mengenai nutrisi yang tepat bagi mereka terutama ketika tubuh mereka mengalami
ganguan.
![]() |
Zat Adiktif Pemicu Utama Hiperaktivitas |
![]() |
Zat Adiktif Pemicu Utama Hiperaktivitas |
![]() |
Zat Adiktif Pemicu Utama Hiperaktivitas |
Asupan zat adiktif picu
hiperaktivitas
Diperkirakan
3 hingga 15 persen dari populasi anak-anak di seluruh dunia mengidap
hiperaktivitas. Hiperaktivitas bisa muncul akibat infeksi bakteri, cacingan,
keracunan logam berat dan berbahaya, gangguan metabolisme, gangguan kelenjar
endokrin, kencing manis, atau gangguan pada otak. Namun ada beberapa faktor
penyebab lain yang mempu memicu hiperaktivitas yaitu mengonsumsi makanan dengan
kadar zat adiktif tinggi seperti
minumam berkafein tinggi yaitu teh, kopi, cokelat atau cola ketika ibu sedang
mengandung. Demikian pula dengan pola makan yang buruk dengan kandungan gizi
yang tak seimbang. Atau bahkan kuantitas tidur yang kurang dan kualitas tidur rendah juga memberikan andil
pada munculnya hiperaktivitas.
Zat adiktif lainnya
seperti asam salsilat alami yang sering menjadi pencetus alergi juga dapat
mencetuskan atau bahkan memperparah hiperaktivitas. Asam salsilat antara lain
terdapat pada jeruk, apel, anggur, strawberry, aprikot, kismis, dan juga ceri.
Juga makanan yang mengandung bahan pengawet, pemanis, pewarna, atau penyedap
masakan. Gluten yang banyak terdapat dalam tepung terigu, havermut, dan juga
barley berikut dengan olahannya (sereal, mie, pasta, roti, cake, dan kue-kue
kering) juga dicurigai dapat meningkatkan keparahan hiperaktivitas. Begitu pula
dengan kasein yang merupakan protein khas terdapat dalam susu dapi dan hasil
olahannya seperti es krim, pudding susu, dan juga keju dan pemanis sintetis.
Defisiensi
mineral tertentu khususnya zat besi, magnesium, dan juga seng telah diketahui
dapat memicu hiperaktivitas. Rakus akan makanan manis atau asin bisa menjadi
indikasi seorang anak mengidap hiperaktivitas dan mengalami defisiensi salah
satu atau bahkan kombinasi dari mineral-mineral tersebut. Juga rendahnya asupan
dimetil glisin dan asam lemak terutama asam lemak omega 3 manjadi salah satu
pencetus hiperaktivitas.
Terapi
nutrisi dengan menggunakan suplemen zat-zat gizi yang diperkirakan mengalami
defesiensi bisa menjadi sarana pertolongan darurat jangka pendek mengatasi
hiperaktivitas dan disaat yang bersamaan juga dilakukan pembenahan pola makan.
Atau dapat memberikan obat-obat perangsang saraf yang mengandung bahan aktif metilfenidat.
No comments:
Post a Comment