Ganguan Sulit Tidur dan Faktor
Pendeteksinya
Sulit tidur mampu
diatasi dengan mengatur pola makan dengan cara memilih zat-zat besi tertentu
yang dapat meningkatkan jumlah waktu tidur dan kelelapan tidur. Keutuhan pola
hidup manusia berdasarkan keseimbangan tersebut akan membuka rahasia tubuh yang
mampu menghadapi lingkungan sekitar. Optimalisasi keterpaduan jaringan tubuh
akan lebih mudah tercapai dengan pola makan yang selaras. Merawat tubuh melalui
makanan adalah langkah utama untuk membalik proses penuaan dan mencegah
terjadinya proses degenerasi. Setelah oksigen, makanan adalah hal yang paling
penting, paling berharga, dan alami di dunia ini. Walaupun ini sangat penting
tetapi banyak orang yang bingung dan tidak tahu mengenai nutrisi yang tepat
bagi mereka terutama ketika tubuh mereka mengalami ganguan.
Ganguan Sulit Tidur dan Faktor Pendeteksinya |
Ganguan Sulit Tidur dan Faktor Pendeteksinya |
Ganguan sulit tidur
Gangguan
sulit tidur alias insomnia terdiri
dari tiga jenis, pertama susah tidur di malam hari (sleep onset insomnia),
sering atau selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan
bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Sebuah
riset yang diadakan di Amerika dan juga Jepang selama kurang lebih enam tahun
melibatkan sekurang-kurangnya 1,1 juta orang yang berusia 30 hingga 100 tahun
dan hasilnya sangat mengejutkan. Orang-orang yang tidur delapan jam atau lebih
dan tidur kurang dari empat jam per hari ternyata lebih beresiko menderita
kematian, dibandingkan dengan yang tidurnya 6,5 hingga 7,5 jam per hari. Dan
yang disayangkan adalah para peneliti tersebut belum menemukan alasan di balik
fakta tersebut.
Penyebab
munculnya gangguan sulit tidur biasanya
dideteksi dengan menggali faktor BEARS kependekan dari B (bed time), E
(excessive day-time sleepiness), A (awakenings), R (regularly and duration of
sleep) dan S (snoring). Informasi menganai B (bed time) diperlukan untuk
mendapatkan gambaran sesaat sebelum beranjak tidur, yaitu berapa lama waktu
yang diperlukan untuk benar-benar jatuh tertidur, apa yang mengganggu hingga sulit tidur, dan sudah berapa lama
gangguan ini berlangsung. Sedangkan fungsi E (excessive day-time sleepiness)
adalah mengetahui seberapa berat kantuk yang dirasakan pada siang hari atau
apakah mengantuk berat ketika saat yang tidak diinginkan seperti ketika
membaca, menonton televisi, meyetir kendaraan, atau bahkan ketika
bercakap-cakap.
Sedangkan
dari A(awakenings) akan mendapatkan informasi saat terbangun dari tidur malam
atau ketika bangun di waktu pagi hari seperti apa yang menyebabkan terbangun
pada malam hari. Sedangkan R (regularly and duration of sleep) akan memperoleh
penjelasan mengenai kebiasaan tidur seperti jam berapa berangkat tidur dan
bangun di pagi hari atau apakah merasa cukup untuk tidur. S (snoring)
mengindikasi kemungkinan adanya sleep apnea yaitu munculnya gangguan tidur
akibat adanya penyembatan saluran pernapasan yang terjadi berulang kali selama
tidur.
No comments:
Post a Comment