Iklan Responsive Atas

LightBlog
Responsive Ads Here

Thursday, April 23, 2015

Ganguan Sulit Tidur dan Faktor Pendeteksinya

Ganguan Sulit Tidur dan Faktor Pendeteksinya
Sulit tidur mampu diatasi dengan mengatur pola makan dengan cara memilih zat-zat besi tertentu yang dapat meningkatkan jumlah waktu tidur dan kelelapan tidur. Keutuhan pola hidup manusia berdasarkan keseimbangan tersebut akan membuka rahasia tubuh yang mampu menghadapi lingkungan sekitar. Optimalisasi keterpaduan jaringan tubuh akan lebih mudah tercapai dengan pola makan yang selaras. Merawat tubuh melalui makanan adalah langkah utama untuk membalik proses penuaan dan mencegah terjadinya proses degenerasi. Setelah oksigen, makanan adalah hal yang paling penting, paling berharga, dan alami di dunia ini. Walaupun ini sangat penting tetapi banyak orang yang bingung dan tidak tahu mengenai nutrisi yang tepat bagi mereka terutama ketika tubuh mereka mengalami ganguan.

Ganguan Sulit Tidur dan Faktor Pendeteksinya
Ganguan Sulit Tidur dan Faktor Pendeteksinya

Ganguan Sulit Tidur dan Faktor Pendeteksinya
Ganguan Sulit Tidur dan Faktor Pendeteksinya


Ganguan sulit tidur
Gangguan sulit tidur alias insomnia terdiri dari tiga jenis, pertama susah tidur di malam hari (sleep onset insomnia), sering atau selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Sebuah riset yang diadakan di Amerika dan juga Jepang selama kurang lebih enam tahun melibatkan sekurang-kurangnya 1,1 juta orang yang berusia 30 hingga 100 tahun dan hasilnya sangat mengejutkan. Orang-orang yang tidur delapan jam atau lebih dan tidur kurang dari empat jam per hari ternyata lebih beresiko menderita kematian, dibandingkan dengan yang tidurnya 6,5 hingga 7,5 jam per hari. Dan yang disayangkan adalah para peneliti tersebut belum menemukan alasan di balik fakta tersebut.
Penyebab munculnya gangguan sulit tidur biasanya dideteksi dengan menggali faktor BEARS kependekan dari B (bed time), E (excessive day-time sleepiness), A (awakenings), R (regularly and duration of sleep) dan S (snoring). Informasi menganai B (bed time) diperlukan untuk mendapatkan gambaran sesaat sebelum beranjak tidur, yaitu berapa lama waktu yang diperlukan untuk benar-benar jatuh tertidur, apa yang mengganggu hingga sulit tidur, dan sudah berapa lama gangguan ini berlangsung. Sedangkan fungsi E (excessive day-time sleepiness) adalah mengetahui seberapa berat kantuk yang dirasakan pada siang hari atau apakah mengantuk berat ketika saat yang tidak diinginkan seperti ketika membaca, menonton televisi, meyetir kendaraan, atau bahkan ketika bercakap-cakap.

Sedangkan dari A(awakenings) akan mendapatkan informasi saat terbangun dari tidur malam atau ketika bangun di waktu pagi hari seperti apa yang menyebabkan terbangun pada malam hari. Sedangkan R (regularly and duration of sleep) akan memperoleh penjelasan mengenai kebiasaan tidur seperti jam berapa berangkat tidur dan bangun di pagi hari atau apakah merasa cukup untuk tidur. S (snoring) mengindikasi kemungkinan adanya sleep apnea yaitu munculnya gangguan tidur akibat adanya penyembatan saluran pernapasan yang terjadi berulang kali selama tidur.

No comments:

Post a Comment